Masyarakat yang Terkena Penyulit Diabetes Melitus

Pada penderita Diabetes Melitus, sering mengalami kondisi-kondisi penyulit yang dapat mengganggu fungsi hidup bahkan sampai mengancam jiwa. Hal ini disebabkan karena penderita DM terutama yang tidak terkendali mengalami gangguan pada pembuluh darah dan saraf akibat kadar gula yang terlalu tinggi. Secara umum penyulit DM dibagi menjadi dua; yaitu penyulit akut dan penyulit kronis/menahun. Penyulit akut adalah penyulit yang terjadi dalam jangka waktu yang cepat dan berat, sedang penyulit kronis adalah penyulit yang terjadi dalam jangka waktu yang lama tetapi progresif menjadi lebih berat seiring dengan berjalannya waktu.

1. Penyulit Akut

  1. Krisis Hiperglikemia

    Krisis hiperglikemia adalah kondisi dimana kadar gula darah meningkat dengan sangat tinggi dalam waktu yang cepat. Terdapat dua kondisi krisis hiperglikemia yaitu Ketoasidosis Diabetik (KAD) dan Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH), dimana kedua kondisi tersebut merupakan kondisi kegawatan yang harus ditangani sesegera mungkin di fasilitas kesehatan.

    Berikut adalah tanda dan gejala yang harus diwaspadai:

    1. Kadar gula darah yang terlampau tinggi

    Pada KAD kadar gula darah dapat mencapai 300-600 mg/dl dan pada HHS bisa mencapai >600 mg/dl

    2. Napas cepat dan dalam

    Pada krisis hiperglikemia penderita dapat mengeluhkan sesak napas dan pada KAD dapat muncul tanda napas berbau buah atau fruity breath akibat akumulasi badan keton dalam tubuh.


    3. Gejala Dehidrasi (terutama pada HHS)

    Pada individu dengan HHS dapat mengalami gejala dehidrasi seperti perasaan ingin banyak minum, sering kencing, mulut kering, lemas, berdebar, ketidakmampuan untuk berkeringat (anhidrosis) dan elastisitas kulit yang berkurang.

    4. Nyeri perut

    Nyeri perut dan mual muntah

    Jika terjadi kondisi-kondisi tersebut SEGERA bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama hiperglikemia.

  2. Hipoglikemia

    Hipoglikemia adalah kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa darah <70 mg/dl. Pada penderita diabetes melitus kadar glukosa darah yang rendah dapat terjadi tertutama pada penderita yang mendapatkan terapi insulin. Hal tersebut terjadi karena ketidakseimbangan antara gula darah yang dipakai dalam tubuh dan kadar insulin, overdosis insulin, penggunaan jenis insulin yang tidak tepat atau waktu pemakaian insulin yang tidak sesuai.

    Kondisi hipoglikemia bisa berskala ringan sampai dengan berat. Pada hipoglikemia ringan biasanya dapat diatasi mandiri dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Beberapa gejala hipoglikemia ringan di antara lain:

    • Lapar
    • Tremor
    • Berdebar
    • Perubahan mood
    • Lemas
    • Pusing
    • Mengantuk

    Sedangkan hipoglikemia berat merupakan kegawatdaruratan dan harus SEGERA dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan pertama. Berikut adalah tanda-tanda hipoglikemia berat:

    Penurunan kesadaran, termasuk menjadi bingung dan bicara meracau

    Badan sangat lemas dan pandangan kabur

    Kejang


2. Penyulit Kronis/Menahun

  1. Kaki Diabetes/Diabetic Foot

    Kaki diabetes atau diabetic foot adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh rusaknya saraf dan pembuluh darah kaki pada penderita Diabetes Melitus.  Kondisi tersebut menyebabkan penderita Diabetes Melitus rentan terhadap infeksi dan luka pada kaki karena kadar gula darah yang tinggi memperburuk proses penyembuhan. Jika tidak segera ditangani, jaringan yang rusak pada kaki diabetes dapat berujung pada amputasi

    Gejala

    Kaki diabetes dapat menyebabkan gejala seperti:

    • Mati rasa
    • Kesemutan
    • Rasa nyeri
    • Kulit kering
    • Luka terbuka yang tidak kunjung sembuh

    Rekomendasi

    Sumber: Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021 (PERKENI)

  2. Penyakit Pembuluh Darah Besar (Makroangiopati)

    Penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol berisiko mengalami komplikasi pada pembuluh darah besar atau disebut juga dengan makroangiopati. Penyakit pada pembuluh darah besar bisa disebabkan oleh adanya kerusakan atau penyumbatan pada pembuluh darah yang memasok aliran darah ke organ-organ seperti jantung, otak, dan ekstremitas seperti kaki. Contoh penyakit pada pembuluh darah besar adalah:

    1. Stroke

    Stroke bisa disebabkan karena aterosklerosis atau pembentukan bekuan darah di pembuluh darah otak yang dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada area otak yang terpengaruh.

    2. Penyakit Jantung Koroner

    Pembuluh koroner adalah pembuluh darah yang memberi pasokan oksigen ke jantung. Pada penderita DM, risiko penyakit jantung koroner meningkat secara signifikan akibat terbentuknya plak lemak (aterosklerosis) yang dapat menyumbat arteri koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung.


    3. Penyakit Pembuluh Darah Perifer

    Makroangiopati pada pembuluh darah perifer terjadi ketika arteri yang mengalirkan darah ke ekstremitas, seperti kaki, mengalami kerusakan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan aliran darah, nyeri saat berjalan (claudication), luka yang sulit sembuh, infeksi, dan bahkan dapat menyebabkan amputasi pada kasus yang parah.

  3. Penyakit Pembuluh Darah Kecil (Mikroangiopati)

    Penyakit pembuluh darah kecil atau mikroangiopati adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil, khususnya kapiler, yang disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus (DM). Mikroangiopati sering terjadi pada penderita DM dalam jangka waktu yang lama dan ketika kadar gula darah tinggi tidak terkontrol dengan baik. Contoh mikroangiopati yang sering terjadi pada penderita DM adalah:

    1. Retinopati Diabetik

    Pada penderita DM, kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di retina. Ini dapat menyebabkan pendarahan, pembengkakan, dan pembentukan pembuluh darah baru yang tidak normal di dalam mata. Retinopati diabetik dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kehilangan penglihatan, atau bahkan kebutaan jika tidak diobati dengan baik.

    2. Nefropati Diabetik

    Mikroangiopati pada ginjal disebut nefropati diabetik. Ginjal memiliki jaringan pembuluh darah yang berperan dalam penyaringan limbah dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Pada penderita DM, kerusakan pada pembuluh darah kecil ginjal dapat mengurangi kemampuan ginjal untuk memfilter limbah dengan baik. Nefropati diabetik adalah penyebab umum gagal ginjal dan dapat memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.


    3. Neuropati Diabetik

    Neuropati diabetik adalah kerusakan pada saraf yang disebabkan oleh mikroangiopati pada pembuluh darah yang memasok saraf. Penderita DM dapat mengalami kerusakan saraf di berbagai bagian tubuh, terutama pada kaki dan tangan. Ini dapat menyebabkan kehilangan sensasi, kesemutan, nyeri, atau lemah pada ekstremitas. Neuropati diabetik dapat mengganggu fungsi normal dari organ yang terkena, seperti masalah pencernaan, disfungsi ereksi, atau masalah pada sistem saraf.